Saya mendapatkan informasi video ini dari dr. Haryanta, isinya sungguh insightful menjelaskan kenapa sebaiknya kita menghindari karbohidrat yang "tidak baik", menjelaskan dengan mudah dipahami kenapa karbohidrat ini menjadi biang keladi bikin gemuk, hingga dapat berujung menjadi munculnya diabetes hingga stroke dan jantung koroner. Video ini durasinya 6 menit saja, bahkan saya sampai buatkan transkripnya agar rekan2 dapat langsung membaca teks nya (dan sekaligus terindeks oleh Google). Bahkan, saya akan kisahkan ringkasannya disini:
Intinya begini: karbohidrat yang "tidak baik" dan sebaiknya kita hindari penggunaannya secara berlebihan adalah: tepung (tepung terigu, jagung, sagu, tapioka), beras putih, umbi-umbian. Jika ingin makan beras, sebaiknya "beras pecah kulit", bukan hanya beras merah. Juga, jika suka kentang, sebaiknya jangan direbus karena akan meningkatkan indeks glikemiknya. Sebaiknya makan kentang bersama kulitnya, jangan dibersihkan.
Kenapa sebaiknya dihindari, adalah karena memiliki indeks glikemik yang tinggi. Apa salahnya si indeks glikemik ini? Intinya, semakin tinggi indeks glikemik, akan semakin banyak gula/energi (hasil olahan karbohidrat dalam tubuh dengan bantuan insulin) disimpan ke dalam jaringan lemak. Jika terjadi gangguan produksi insulin pada tubuh kita, akan berimbas terjadinya diabetes dan penyempitan pembuluh darah yang menjadi sumber munculnya penyakit stroke dan jantung koroner.
So, jangan salah pilih karbohidrat. Semoga bermanfaat.
TRANSKRIP
Paradigma Makanan Sehat
(Karbohidrat yang Kurang Baik)
Dr. Tan Shot Yen, M.Hum
Pakar Kesehatan Alami
Bagaimana dengan karbohidrat yang tidak baik? Istilah "tidak baik" sebenarnya masih terlalu kejam, tetapi salah-salah kita sendiri masih mengkonsumsinya setiap hari.
Gula adalah karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi yang bukan hanya harus dibatasi namun bahkan sebaiknya dihindari. Kenapa? Karena kita sudah menggunakannya dengan cara yang berlebihan, bukan hanya membuat teh, kopi, bahkan gula digunakan pada setiap makanan yang kita bikin. Jadi hindari sedapat mungkin pemakaian gula.
Yang kedua, yang sering kita gunakan secara berlebihan adalah tepung putih, tidak hanya terigu tapi jg jagung, sagu, tapioka. Prinsip semua tepung yang mengalami proses produksi itu disebut "hasil rafinasi". Mengapa demikian? Karena tepung tidak lagi dalam bentuk biji-bijian, sehingga memiliki indeks glikemik tinggi bahkan sangat tinggi.
Yang ketiga, yang sering kita gunakan secara berlebihan adalah beras putih. Beras putih mempunyai indeks glikemik yang sangat bervariasi dari negara ke negara lain. Bahkan beras yang wangi, pulen, kristal, itu beras yang sudah mengalami berbagai proses produksi, dimana bukan hanya sekedar kulit arinya sudah hilang, tapi lembaganya sudah diambil untuk menghindari pembusukan yang terlalu cepat, bahkan sudah diberi pengharum, pemutih, sedemikian hingga beras kita sudah sedemikian jauh dari bentuk semula. Apabila Anda betul-betul masih menginginkan beras, makanlah beras pecah kulit, tidak hanya beras merah, tapi "beras pecah kulit". Beras pecah kulit adalah beras yang masih menjalani proses penumbukan secara alami, bukan melalui proses penggilingan atau refinasi.
Yang keempat, yang masih sering kita gunakan secara berlebihan adalah umbi-umbian, dimana dalam kasus tertentu memiliki indeks glikemik yang tinggi, terutama apabila digunakan dengan cara-cara yang tidak benar, misalnya: banyak orang diabetes memilih makan kentang rebus. Padahal, direbus menjadikan indeks glikemik semakin meningkat, apalagi orang Indonesia, kentangnya direbus, kulitnya dibuang. Justru kentang yang masih ada kulitnya membantu indeks glikemik tidak terlalu tinggi.
Dari tadi kita sudah bicarakan makanan dengan indeks glikemik tinggi yang mengganggu kesehatan manusia. Memang ada apa dengan indeks glikemik tinggi? Makanan yang begitu mudah dicerna menjadi gula, akan menjadikan gula darah Anda dan saya akan meledak dalam waktu yang singkat bahkan seringkali dalam waktu kurang dari 2 jam. Yang terjadi adalah, tubuh kita mengeluarkan hormon insulin dimana tugasnya adalah "tekan gulanya, lalu kemudian di-stok atau disimpan". Nah simpanan gula itu seringkali dalam bentuk glikogen, entah di otot atau di hati. Tapi jangan lupa, deposit di dalam otot/hati itu sangat kecil sekali. Jadi larinya kemana? Jaringan lemak lah yah! Nah yang terjadi adalah lemak Anda semakin lama semakin banyak. Pekerjaan insulin adalah "tekan gulanya, simpan jadi lemak", demikian seterusnya.. sudah tahu kan, kenapa makan karbohidrat ujung-ujungnya jadi gemuk, walaupun "non-fat".
Nah apabila yang terjadi sekarang jika insulin Anda sudah sampai taraf yang mengerikan, apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Yang pertama, resiko resistensi insulin akan terjadi yaitu dimana insulin Anda tidak mampu secara sensitif menekan kadar gula yang berlebih. Inilah awal kenapa seseorang mampu atau bisa menjadi penderita diabetes (kencing manis).
Yang kedua, setiap terjadi peledakan insulin, diam-diam tubuh kita akan melakukan reaksi hormonal sesudahnya yang disebut dengan penyempitan pembuluh darah, dengan segala akibatnya, termasuk: rasa kesemutan, pertanda tidak efisiennya aliran darah sampai ke ujung-ujung jari Anda. Lalu, penyempitan tidak hanya terjadi di ujung jari, tapi di seluruh pembuluh darah besar di tubuh Anda, itu adalah hipertensi sudah di depan mata. Apabila pembuluh darah Anda sudah mulai menyempit, tidak hanya di tubuh tapi jg sampai ke pembuluh darah di otak, maka dari situ semua akan muncul, mulai dari stroke, pikun, pembicaraan yang mulai suka hilang atau melompat-lompat, apalagi kalau penyempitan pembuluh darah terjadi di jantung, itu sudah ngga ada ceritanya lagi, resiko jantung koroner sudah di depan mata juga.
Jadi nomor satu, penyempitan pembuluh darah. Nomer dua, apabila terjadi pengentalan darah. Dan nomer tiga, terjadi penurunan daya tahan kekebalan tubuh. Jadi, hati-hati jangan sampai salah pilih.
Lokasi:
Categories:
Penyakit:
Diskusi Terkini