Berani saya mengatakannya, karena saya sudah pernah di posisi itu.
Gampang, gampang banget. Kita semua udah tau caranya namun ngga sepenuhnya committed untuk melakukannya dengan sungguh-sungguh. Selalu pesimis, cari cara untuk memutarinya, cari yang instant, cari yang cepat.
“Biarin deh menderita, yang penting cepat turun.” Ya iya sih.. tapi untuk berapa lama tahannya? Menyiksa diri dan dengan target buru-buru gitu, apa yang terjadi? Setelah target terpenuhi, ambyaarlah semua pertahanan.. jadi kalap, dan balik lagi deh bobotnya, atau malah nambah?
Jujur sajalah, kita semua sudah tau caranya, tapi tidak benar benar serius melakukannya. Semua tergantung mindset kita, ubah mindset, ubah gaya hidup, ubah pola makan dan berolahraga rutin. Itu saja, simple sekali. Hanya atur makan saja tanpa olahraga, percuma, begitu juga sebaliknya. Kuncinya ya itu, merubah pola hidup keseluruhan, jadi bagian dari daily activities kita. Ya makan ya olahraga. Terutama olahraga.
Ubah mindset!
Weightloss itu tidak instant! Karena focus point-nya SEHAT dan Jangka panjang. Tidak seperti program diet lainnya yang sekian belas hari sekian kilo, dgn pantangan yang… ah sudahlah. Karena jangka panjang, otomatis harus realistis menentukan batasan dan melakukan perubahan positif yang akan sanggup saya jalani dengan senang hati secara jangka panjang.
Olahraga dilakukan sebagai bagian aktivitas harian kita. Yup, daily activities. Harian bukan mingguan/bulanan/kalo lagi ingat aja. Diinkorporasikan kedalam kegiatan kita sehari hari. Terdengar mudah tapi agak tricky awalnya. Kuncinya: harus konsisten.
Jaga makan, Jaga olahraga- udah itu aja, ngga ada rahasia lain. Gampang kan?
Di awal artikel saya menulis “karena saya pernah di posisi itu”. Dulu sudah pernah melakukan weightloss program juga (sblm hamil), dan sesudah hamil. Keduanya sukses menurunkan sekitar 25 kg-an deh. Dengan metode sama, makan sehat dan olahraga rutin. Namun karena terkendala biaya (mahal bok, beli buah meyuyu), dan waktu yang terbatas (dahulu olahraga tiap hari 2 jam, dan weekend gowes bisa pergi pagi pulang sore), krn 2 tahun ini hamil, lahiran dan ngurusin bocah yang ngga bisa ditinggal, plus kecenderungan emotional eating saya yang membuat bobot tubuh balik balik lagi dan kini stabil diangka 93 kg, dari sebelumnya di angka 70 kg. Jadi saya tau pasti, menurunkan berat badan itu gampang, apalagi jika mulai di angka besar, waah heppi deh liat timbangan melulu.
Untuk kali ini dengan menimbang pengalaman sebelumnya, beberapa bulan perjalanan transformasi ini, saya mencari formula yang efektif dengan waktu olahraga yang minimal dan murah supaya memudahkan (terutama untuk saya) agar bisa melakukannya on a daily basis. Waktu: Karena saya seorang emak dari bocah berusia 2 thn, ga bisa deh olahraga tanpa gangguan terlalu lama. Murah, tanpa membership apapun, bisa dilakukan di rumah with no cost what so ever, modal niat yang kuat saja. Tak lupa saya berusaha menghilangkan habit emotional eating, yg terakhir kali menyebabkan kegagalan program weightloss-ku sebelumnya.
Buang semua alasan pembenaran tak penting. Alasan yg paling sering dipakai: “Tak ada waktu” Blaargh, kliseee klise banget. Sehari=24 jam beibeh. “Saya keturunan gemuk, makan sedikit juga jadi daging.” Ngook.. It’s just an excuse not to be healthy. Ok, adalah orang-orang tertentu yang diberkahi metabolisme tinggi, makan seporsi buesar juga tetep saja segono bodinya. Lalu bukan berarti dia dengan badan segitu akan sehat walau tanpa olahraga. Exercise is for everybody, cepat atau lambat akan terlihat dampak dari hidup ga sehat. “Kalau orang tuanya gembul anaknya gembul” Trus pasrah saja gitu, hidup dlm “takdir” yang dianut sendiri? Justru kita harus berjuang melawan dan memutus mata rantai itu, supaya anak cucu kita ngga terjerumus di lubang ndak sehat tersebut. Diabet mungkin memang keturunan, saya pastilah beresiko karena kedua orang tua adalah diabetesi. Pasrah menunggu vonis itu datang? Atau berusaha segenap daya upaya untuk melawannya? yang kedua dong, kalaupun saya suatu hari divonis diabetes, setidaknya saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencegahnya, no regrets in the future.
Kalau anda suka makan es krim atau coklat atau makanan manis saat sedang sedih/stress? Baca artikel saya yang berjudul Gowes dan Emotional Eating.
Sudah mantap surantap? Yuuk kita mulai.
Langkah Pertama: Set some Goals, tetapkan target
Me: goalnya menyamai bobot sahabat saya, which is 85. Dengan maksud menginspirasi beliau untuk ikut berjuang bersama (nyari temen :p) coz I love her so much, I want her to be healthy. Sekarang posisi jarum timbangan menunjuk angka 85, HORE! Goal jangka pendek sudah tercapai! Saatnya set goal lagi, paling nggak kepala 6 saya udah seneeng banget. 65kg deh ^_^
Langkah kedua: Berkomitmen
Berkomitmen dengan 2 Hal: EAT RIGHT AND EXERCISE. Tanpa 2 komitmen ini, sia sia deh. Kalau rutin berolahraga otomatis akan menghindari makanan yang ngga bener, sayang kan, sudah capek-capek olahraga malah kalorinya surplus. Supaya efektif, Keduanya HARUS berjalan beriringan.
Langkah ke tiga: Love yourself
It’s time for YOU to get a hold of your life. Be Healthy. Take care of yourself. For who? for YOU! yes YOU nobody else but YOU! Sebagai wanita, berapa lama waktu dihabiskan untuk ngurusin orang lain? Sudah saatnya meluangkan sedikit saja waktu untuk diri sendiri, merawat diri-berolahraga. Jangan salah, olahraga itu bentuk rekreasi juga lho, melepas hormone endokrin, hormon kesenangan. Makanya habis olahraga perasaan jadi happy, lega dan bangga.
Langkah ke empat: Get up and EXERCISE!
Merenung sebentar, cari kira-kira olahraga apa yang disukai. Sangat membantu jika bisa menikmati olahraga itu, dan nantinya bisa jangka panjang. Seperti saya, suka bersepada. Jadi dapet olahraganya, dan dapet senangnya.
Ini formula yang sudah diuji kesuksesannya oleh saya sendiri. Dibuat karena mengetahui kelemahan saya terutama dalam hal makanan. Untuk weightloss program ini saya menerapkan 2 pantangan: Pantang Nasi dan gula.
Pantang Nasi: Sebelum nyinyir, ingat ini didesain untuk saya yang lemah banget jika berhadapan dengan nasi. Yes, I’m a rice lover. Nasi dengan lauk ngga enakpun saya habek (what is habek? Kalap, ngabisin nasi), apalagi dengan lauk yang tepat, bisa bolak balik nambah tak terkendali. (lauk yang tepat baca: ikan asin, jambal roti, pepes peda, sambel syaiton aaaaakh!). Jadi daripada saya harus menderita makan nasi seiprit dan dijatah, mending nggak sama sekali. Bolehlah sekali seminggu cheating makan nasi dengan bebas. Dan dengan tiadanya nasi, makan sayurnya jadi banyak. Karbo juga ada di sayur kok :p. jadi makannya ngga dengan nafsu krn adanya nasi, tapi dengan lapar. Dan berhenti kl sdh kenyang. Kalau pake nasi alarm lapar kenyang suka error jadi nambah melulu :p. Ganti mindset, "ngga makan nasi=belom makan" (ini mah Indonesia sekali).. nggak lama kok sakaw-nya, (kalo saya sih). Kalau kata abang bisa diganti pakai beras hitam, karena kandungan seratnya 10 kali beras biasa. namun itu ndak berlaku untukku, beras hitam juga enaaak dan mahal (saya ndak kuat beli). Jadi no rice for me.
Pantang Gula: ohoho, gula yang tersembunyi = ekstra kalori. Minuman manis daaags, kueh kuehan manis juga no no. cokelat, es krim.. yuuk cuss. kalo nggak biasa mungkin ini yang bikin stress, tapi percayalah, it can be done. Sakaw-nya sebentar saja, 2-3 minggu juga terbiasa kok. Jika terlalu ekstrem, untuk awal-awal kasih kelonggaran: 1 gelas minuman manis, (kopi manis kalo saya) tiap hari. Karena saya masih suka ngopi manis belum doyan yang pait. Kalo pengen aja gpp, menjaga kewarasan yang baru mulai berubah, yang imannya masih goyah. Percayalah itu kopi rasanya akan jadi lebih lezat. Tapi belakangan priviledge itu jarang kupakai sih, hanya saat ingin aja. Ngga masalah lahay, toh olahraganya setiap hari.
Porsi Olahraga: Naah ini dia yang selama ini sibuk saya ulik, nyobain berbagai jenis olahraga, lamanya waktu dan beban olahraga yang sesuai untukku, dan maksimal hasilnya untuk weightloss. Terutama waktu yang seminimal mungkin. Masih work in progress (kira kira sudah 2 bulan ini) begini hasil yang saya aplikasikan.
Bulan pertama: Biasakan diri berolahraga SETIAP HARI. Setidaknya 6 kali seminggu. dengan intensitas olahraga ringan saja dan tidak terlalu lama. Karena tujuannya agar kita terbiasa dulu. Diutamakan olahraga di rumah, karena sifatnya yang tiap hari itu. Jadi tak ada alasan hujanlah, males keluarlah, ga bisa bangun pagi.. (ieew I’m sick of those excuses). Membantu kalau punya home gym. Sejenis cardio exercise type machine. Kenapa kardio diutamakan? Karena paling efektif bakar kalori dan menaikkan metabolisme. Kenapa nggak ditambah latihan beban? Monggo kalo mau mah, bagus. Tapi saya sayang waktunya euy, mending dikebut di cardio heula untuk awal awal. Kalau saya Alhamdulillah punya Crosstrainer (sdh berumur 10 thn) Crosstrainer itu cucok banget buat yang overweight. Karena dia melatih tangan dan kaki secara bersamaan. Dan juga karena lintasannya yang elips jadi minimum impact di area lutut. Untuk permulaan mulai setengah jam sehari. Jika sudah merasa nyaman boleh ditingkatkan jadi 45 menit sampai akhirnya di awal bulan kedua jadi satu jam sehari. Awal awal memang berat, tapi kalau sudah terbiasa, malah kalau sehari ngga olahraga badan terasa ngga enak, berasa ada yang kurang. Jadi kebutuhan harian. Sabtu minggu saya manfaatkan lenggangnya Jakarta saat weekend untuk gowes keluar, Kemana aja, buat refreshing juga. Tapi kalo mau istirahat hari minggu ya monggo.
Bulan kedua: Jangan sedih kalau ndak punya home gym. Baru2 ini crosstrainer saya rusak, dan harus direparasi, menunggu sparepart-nya 3 minggu. Waah bisa kacau program ini batinku. Lalu saya ingat ada latihan yang gampang dan cepat tanpa alat apapun. Dan setelah hari ke-7 dilakonin, berat badan saya tetap turun teratur, sama saat saya memakai crosstrainer. Olahraga apakah itu? 100 squats a day. Yes, setiap hari melakukan squat 100 kali. Cuman habis waktu 3-5 menitan lah, tapi masih mumpuni mendongkrak metabolisme harian. Teorinya, dengan melakukan 100 squat bisa “membangunkan” kumpulan otot terbesar di tubuh kita, hingga efektif membakar lemak di bagian tubuh yang lain. Baru saya jalani 10 hari.. susah nggak? Ahahaha jangan ditanya deh. Menderitanya di 5 hari pertama, PASTI akan ada sore muscles terutama di paha. Namun lewat hari ke lima kaki terasa lebih kuat, hingga bisa squat lebih cepat dan tanpa dibarengi rasa sakit keesokan harinya. Syaratnya? Lakukan squat dengan benar! Banyak liat video squat. Kalo saya squat di depan kaca, biar ketauan salah atau benarnya. Dengkul tidak boleh melewati jempol saat menekuk. Dan berat badan bertumpu di tumit. Kalau salah squat bisa bisa dengkul yang sakit. Yang penting banyak liat vidionya deh, pasti bisa. Mau alesan apa lagi? mosok olahraga 5 menit aja ga sempet :p Ada juga freeletics dan High intencity Interval Training (HIIT). Tapi saya belum pernah coba sih.
Bulan ketiga: Sedang berjalan, pada bulan kedua sudah turun 8 Kg. Untuk selanjutnya, saya akan menaikkan beban crosstrainer lebih berat. Dan tantangan baru lagi datang: PUASA! Tantangan weightloss saat puasa. Ohohoooo Puasa kan menahan hawa nafsu, tapi kenyataan di lapangan saat bedug tiba dibombardir dengan tajil dan makanan yang.. ah sudahlah! Begitu azan, serbuuuuuu! Hap hap hap kalap deh. Sekarang lagi menyusun formulanya dulu, nanti diupdate ya tipsnya..
Tips Penyemangat
Warning, dlm proses penurunan berat badan, akan timbul keinginan besar untuk terus nampang di depan cermin. ngecek progress. Juga bolak balik naik timbangan. “Emang ngga pernah males olahraga? Tiap hari?”
Yaaa manusiawi laah, ada hari hari males gerak, males olahraga. Cara paling ampuh mengatasinya, cara saya:
1. Berdiri di depan cermin, pakai celana pendek dan baju kutungan.
2. Rentangkan kedua tangan lurus ke samping
3. Goyangkan tangan, dan kaki jalan/sedikit lompat ditempat
4. Amati cermati bagian tubuh yang bergoyang-goyang
Langsung cuss olahraga deh.
Tambahan buat memotivasi deh, Taukah kamu? Orang yang besar itu adalah orang yang kuat. Kenapa kuat? Karena mereka terbiasa membawa beban tubuhnya sendiri. Jadi di balik lapisan lemak itu, terdapat massa otot yang lumayan dan berpotensi jika dilatih. Bayangkan jika lemak itu hilang, dan otot otot itu dilatih hieeew pasti jadi super ztrong! (berpose supermen terbang). Tapi ada benarnya sih. Dulu saat hamil, bobot saya naik 33 kilo (jadi total 103 kg). dan dulu orang pada heran sama saya, karena ngga kaya orang hamil, jalannya juga biasa. Kenapa? Karena saya sudah terlatih bawa bawa beban beurat.
Jadi, Tunggu apa lagi? Jangan tunggu daster ndak muat atau celana jadi sesek pating pecotot.
Punya misi yang sama? Butuh sharing cerita-cerita? Kita bisa ngobrol, klik disini untuk kontak. Kuncinya ada di diri anda sendiri. Strong will! Bisa, pasti bisaa!
Categories:
Penyakit:
Diskusi Terkini